Asal Usul Nama MEDAN

Disebabkan letaknya yang berada di Tanah Deli, Kampung Medan juga sering dikenal sebagai Medan-Deli. Lokasi asli Kampung Medan adalah sebuah tempat di mana Sungai Deli bertemu dengan Sungai Babura. Terdapat berbagai kerancuan dari berbagai sumber literatur mengenai asal-usul kata "Medan" itu sendiri. Dari catatan penulis-penulis Portugis yang berasal dari awal abad ke-16, disebutkan bahwa Kota Medan berasal dari nama "Medin", sedangkan dari sumber lainnya menyatakan bahwa Medan Berasal dari bahasa India "Meiden", yang lebih kacau lagi bahwa ada sebagian

masyarakat yang menyatakan bahwa disebutkannya kata "Medan" karena kota ini merupakan tempat atau area bertemunya berbagai suku sehingga disebut sebagai medan pertemuan. Adapula yang mengatakan ketika para saudagar arab yang kebetulan melihat tanah medan sekarang mereka mengatakan Median yang berarti datar atau rata, dan memang pada kenyataan nya medan memiliki kontur tanah yang rata mulai pantai belawan sampai ke daerah pancur batu. dan bila dilihat dari ketinggian maka terlihat medan seperti hamparan tanah yang datar

Namun demikian, ada baiknya kita kembalikan pengertian istilah Medan itu sendiri pada tempat yang semestinya. Bila kita menilik dari sumber-sumber sejarah bahwa kota Medan pertama sekali didiami oleh suku Karo, tentunya kata "Medan" itu haruslah berasal dari bahasa Karo.

Dalam salah satu Kamus Karo-Indonesia yang ditulis oleh Darwin Prinst SH: 2002, bahwa Kata "Medan" berarti "menjadi sehat" ataupun "lebih baik". Hal ini memang berdasarkan pada kenyataan bahwa Guru Patimpus benar adanya adalah seorang tabib yang dalam hal ini memiliki keahlian dalam pengobatan tradisional Karo pada masanya.

Medan pertama kali ditempati oleh orang-orang Suku Karo. Hanya setelah penguasa Aceh, Sultan Iskandar Muda, mengirimkan panglimanya, Gocah Pahlawan Bergelar Laksamana Khoja Bintan untuk menjadi wakil Kerajaan Aceh di Tanah Deli, barulah Kerajaan Deli mulai berkembang. Perkembangan ini ikut mendorong pertumbuhan dari segi penduduk maupun kebudayaan Medan. Di masa pemerintahan Sultan Deli kedua, Tuanku Panglima Parunggit (memerintah dari 1669-1698), terjadi sebuah perang kavaleri di Medan. Sejak saat itu, Medan menjadi pembayar upeti kepada Sultan Deli.

No comments:

Post a Comment