Menatap Mawar Pada Laut, Engkaukah Itu?

Pagi dingin ini mawar terdiam hilang suara
Mengapa pucat merah mawar?
sebaris semut, kumbang dan kupu mengepak sayap tak percaya
mawar rekah senyum pada nelangsa
aku mencari lukisan dalam gairah air dari syurga
tapi mengapa kau kenakan pakaian hitam-hitam itu
sedangkan matahari telah menggantikan bulan?
aku mencari air ,mawar tatap kedepan bentangkan jiwa
Mahasuci pemberi air itu
Maha besar penciptanya pada setiap kehausanku



Pagi dingin ini mawar menitikkan getihnya dalam nestapa
gugur daunnya helai demi helai bersama istighfar akan
luka-luka ketika selaksa jarum menyobek kelopak merah darah
layu batang mawar pada lelahnya duri yang menancap setajam kaca
Basah zikirnya untuk terus menatap kemana pinta jiwa
Mahakasih Dia yang tau aku dimana
Mahacinta Dia yang menatapku dikejauhan dimana

Dalam diamnya mawar mengumpulkan seluruh kelopak yang
berceceran ditanah
Angin, tolong terbangkan aku sehingga dapat
berenang,mengapung dan bercengkarama dengan ikan-ikan
yang bebas dimana-mana disebuah taman pinta para nelayan
Hujan basahi aku sehingga alirmu bisa membawaku
bermuara disebuah taman syurga para ikan-ikan
Matahari bakar aku agar uapku jatuh kembali ketaman
menyiarkan wewangian pada karang bertebaran
Oh, ombak ayun aku aku dapat bersandar pada perahu
yang ditambatkan di melautnya sejuta keinginan.

Dalam merahnya airmata dipagi dingin ramadhan
mawar diam memohon pada tuhan akan lautan
mawar diam basahkan dirinya selalu tak lelah pada Engkau
Ombak lautan tersenyumlah pada mawar
angin lautan sehingga mawar terbawa dalam buaian

No comments:

Post a Comment