Bahasa Ngaju dari kalimantan tengah

Bahasa Ngaju adalah bahasa yang dituturkan oleh suku besar Dayak Ngaju dan suku-suku lainnya di Propinsi kalimantan Tengah.Suku Dayak Ngaju menempati DAS Sungai Kapuas, Kahayan, Katingan, Mentaya, seruyan dan Barito.Jumlah Penggunanya lebih dari 1.000.000 orang termasuk di dalamnya dialek bakumpai,mengkatip dan Mendawai.

Menurut Tjilik Riwut, termasuk dalam pengguna bahasa ini adalah 54 anak suku, Termasuk di dalamnya Arut, Balantikan, kapuas, Rungan, Manuhing, Katingan, Saruyan, Mentobi, Mendawai, Bara-dia, Bara-Nio, Bara-ren, Mengkatip, Bukit, Baranggas, dan Bakumpai. Untuk beberapa suku yang beliau masukan dalam suku dayak ngaju ini, termasuk 4 yang terakhir perlu pengkajian lagi. Karena Suku-suku ini kemudian dimasukan oleh beberapa peneliti, kedalam suku Bakumpai / bahasa Bakumpai sebagai etnis tersendiri.

Pada tahun 1858 digunakan oleh Belanda sebagai bahasa Pengantar Injil di Pulau kalimantan bagian Selatan, terutama oleh Zending-zending Protestan. Sampai dengan saat ini menjadi bahasa utama dalam jemaat Gereja Kalimantan Evangelis (GKE)di Kalimantan tengah dan Kalimantan selatan

Umumnya masyarakat kalimantan tengah dapat memahami Bahasa ini dan saat ini telah diajarkan di sekolah negeri sebagai bahasa daerah / muatan lokal.

Tokoh-tokoh Nasional dan Daerah yang Berbahasa Dayak Ngaju antara lain :
Tjilik Riwut, Ngaju Katingan
H. Assan, Ngaju mentaya
Reinout Silvanus
Haji Sabran Ahmad, Ngaju Kapuas
Haji Asmawi A. Ghani, Bakumpai
A.Dj Nihin
K.H.Hasan Basri, Bakumpai
Agustin Teras Narang, Ngaju Kapuas

No comments:

Post a Comment